Pages

Selasa, 08 September 2015

Analisis dampak kawin paksa di Purwakarta


Minggu ini NKRI tercinta dihebohkan dengan beberapa isu moral, mulai dari konflik Auriel dengan emaknya di Dunia maya, ada juga rombongan Ketua DPR yang nyasar ke acaranya capres di amrik, trus, masalah menurut gue yang paling menarik buat dianalisis saat ini tentunya urusan hukum kawin paksa yang diterapkan oleh bupati Purwakarta yang selanjutnya diterapkan menjadi undang-undang desa di sono, sebelumnya kebiakan ini harus kita apresiasi , karena tujuannya baik yaitu menjaga ahlak sesuai kaidah agama dan moral, dan mempunyai arah yang sama dengan program nasional, revolusi mental.

Perlu diantisipasi dampaknya (baik positif maupun negatif)  buat generasi  muda kita tercinta (halaah..)
Mari kita kupas satu-satu dampaknya  dari berbagai faktor :

Pertama-tama dampak politis karena ini adalah keputusan yang dibuat oleh seorang kepala daerah atau pejabat politik yang dampaknya akan kembali ke beliau sang pembuat keputusan, perlu disurvei kepuasan publik terkait keputusan tersebut, lalu konsistensi sang bupati akan dinilai karena akan muncul masalah dan tekanan di kemudian hari, terus secara hukum (gue ga paham sebenernya) jika tidak bertentangan dengan UU ya seharusnya ga masalah, (Ya Allah serius bgt gue kali ini wkwkwk)

Oke lanjut hehe

Secara ekonomi malah bagus, banyak sektor jasa berkembang, mulai dari pengacara, penghulu , katering, lama-lama akan menarik wisatawan domestik maupun luar , karena ingin merasakan pengalaman "kawin paksa" (halaah..)

Kalau dinilai dari sosial dan budaya, sekarang era digital dimana anak-anak/abege jarang baca komik/manga
dan jarang nonton anime yang bermutu berbeda dengan generasi gue sebelumnya, yang diasuh oleh nilai-nilai moral dan imajinasi dari doraemon serta dimotivasi oleh Dragonball dan Captain Tsubasa , dengan berkembangnya teknologi informasi kebanyakan remaja sekarang lebih informatif dan narsis mungkin ehehe, tapi apa hubunganya?
Ginii ya dek,  yang namanya kreatifitas kaum muda itu selalu berkembang mengikuti teknologi dan bayangin deh adek-adek gemez se purwakarta dan sekitarnya dibelenggu dengan aturan larangan pacaran dan kawin paksa, jiwa muda, hormon yang meledak-ledak, rasa penasaran ditambah kreatifitas tapi kurang didukung nutrisi moral yang cukup, terus dibayangi suramnya masa depan pasca kawin paksa lalu ditambah embel-embel hak asasi manusia dll! Apa yang akan terjadi pemirsa?

Solusi terbaik yang bisa ditawarkan bukan dengan aturan yang dipaksakan, tapi melalui kesadaran yang ditanamkan ke sang anak, melalui orang tua ya terlebih dahulu, caranya? (nantilah kita bahas)

"Beri aku selusin dedek-dedek gemes maka akan kuguncangkan Purwakarta"

hari ini Purwakarta, besok Jakarta, Lalu Aceh!!! BUBARKAN!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar